Bermain Drama untuk anak SMA
Perpisahan
tentulan momen-momen semua orang yang merasa tidak nyaman disini juga
bermandikan air mata hal inilah yang dilakuan oleh SMA 7 Solok Selatan mereka
akan melepas siswa-siswi untuk menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi lagi,
bigitu banyak doa yang mengalir dan harapan dari para guru dan orang tua murid
berharap mereka menjadi anak yang berhasil hendaknya di kemudian hari, adapun
tema yang dipilih dalam perpisahan kali ini adalah bapisah bukanyo bacarai yang berarti walaupun mereka
perpencar-pencar nantinya namun mereka tetap satu dalam SMA 7 Solok Selatan,
perpisahan ini juga di hadiri langsung oleh bupati Solok Selatan yaitu H. Musni
Syakariah ia juga memberikan sambutan di acara tersebut begitu banyak pesan
yang disampaikan oleh orang nomor satu di Solok Selatan ini ia sangat berharap
semua lulusan tahun ini semuanya melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi yang
tersebar di Indonesia jangan lah kemiskinan menjadi kendala yang besar untuk
tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi hal yang utama ialah
kemauan dan keinginan yang kuat hal ini terbukti dari beberapa orang alumni
yang bersal dari keluarga miskin berprestasi menempuh pendidikan di kampus yang
tersebar di Indonesia dengan bia siswa Bidik misi, ini lah sebagai bentuk upaya
pemerintah dalam memcerdaskan anak bangsa bahwa begitu pentingnya pendidikan
bagi generasi penerus bangsa dan dengan pendidikan juga bisa memutuskan rantai
kemiskinan.
Berbagai
macam cara yang dilakukan oleh para siswa kelas I dan II untuk memeriahkan
acara perpisahan kelas III mulai dari
menampilakan tarian, nyanyian, pembacaan puisi dan yang tak kala ketinggalan
mereka juga membuat sebuah drama untuk memeriahkan acara perpisahan tersebut,
tidak melupakan kesenian yang menjadi ciri khas kampung halaman mereka yaitu
batombe kali ini mereka membuat drama yang didalamnya terdapat batombe, cerita
dari drama yang mereka angkat yaitu fenomena- fenomena kehidupan masyarakat
yang ada di Abai sebagian mata pencarian mereka yaitu bertani karet dan
mendulang emas di sungai, hal yang demikian mereka mencaba mengangkat keatas
panggung sehingga menjadi suatu paket hiburan yang menarik, berlandasan tradisi
batombe ini yaitu menceritakan sepasang suami istri yang hendak pergi mendulang
emas di sungai namun emas yang mereka cari ternyata tidak sesuai dengan apa
yang mereka harapkan hal ini dikarenakan masuknya infestor asing yang membuat
emas semakin susah untuk dicari apalagi dengan cara mendulang tradisional,
sambil mendulang emas dia mengungkapkan isi hatinya dengan batombe, di Abai
batombe merupakan sebuah media atau wadah masyarakat untuk menyampaikan
perasaan yang mereka alami.
Setelah
melakukan proses latihan selama dua minggu tentulah berbagai macam kendalan dan
broblema yang mereka dapatkan mengingat mereka masih tahap awal bermain drama
dan pelatih mereka pun juga tidak berpengalaman dibidang seni drama, namun ini
tidak membuat kendala mereka patah semangat untuk berkesenian dan menampilkan
tradisi mereka kunci yang besar mereka katakan yaitu kekompakan suatu kelompok,
kendala yang mereka hadapi pada seminggu pertama para aktor atau pemain masih
malu-malu untuk ber akting sesuai dengan peran yang telah diberikan pada mereka
masing-masing hal ini dikarenakan kurang keseriusan para aktor sehingga mereka
setengah-setengah melakukan akting tersebut. Menurut ADANG ISMET,’’ seni peran’’ Bandung,Kelir,
2007. Ada beberapa tahap yang harus di pelajari untuk pijakan awal dalam proses
bermain drama diantaranya :
1) latihan dasar teater
·
Dasar Acting
Pada
tahap pertama kali yang diterapkan oleh guru pada siswa ialah melihat potensi
dasar atau bakat dalam diri siswa dalam ber acting apa bila tahap ini telah
tercapai maka untuk tahap-tahap selanjutnya siswa akan lebih muda mengikuti
pelatihan-pelatihan pada tahap selanjutnya.
·
olah tubuh
Tahap selanjutnya yaitu olah tubuh, pada tahap ini
siswa akan diberikan meteri serta praktek lansung tentang bagaimana kelenturan
tubuh dari seorang aktor atau aktris saat berada di atas panggung ketika mereka
berteater
·
olah vokal,
Tahap ini siswa akan dilatih vokal mulai dari dasar
sampai tercapai target vokal seorang aktor dan siswa akan melakukannya sesuai
dengan intruksi yang telah diberikan oleh guru, setelah siswa mendapatkan
pembelajaran tersebut kemudian siswa akan mempraktek kan ketika dirumah,
mungkin dengan berteriak di lapangan yang luas, berteriak di laut melawan
deburan ombak, hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh siswa supaya mereka
terbiasa dengan vokal yang lantang, karena antara vokal dalam keseharian dengan
vokal kebutuhan di atas panggung sangatlah berbeda
·
olah rasa,
apabila proses diatas telah dilakukan Siswa kemudian
di suruh untuk melakukan olah rasa, hal ini dapat dilakukan oleh guru yaitu
dengan cara melatih siswa menjemput pengalaman empirisnya yang terdahulu dan
kemudian dikembangkan dan diulang kembali, hal ini dilakukan agar sisiwa saat
berada diats panggung dan bermain teater bisa mengunakan rasa bukan sekedar
hanya bermain saja. Dalam dunia seni peran Seorang aktor wajib memiliki daya
imajinasi yang memadai untuk bisa menciptakan dunia rekaan menjadi seakan-akan
ada
2) Merancang pergelaran teater dengan membentuk
kepanitiaan yang menangani artistik dan non-artistik.
Inilah pra produksi yang dapat dilakukan siswa untuk
pertama kali membentuk manajeman teater, hal ini tentulah tidak terlepas dari
bimbingan guru yang mengajar kesenian, dan ini harus diletakkan sesuai dengan
sumber daya siswa, meletakan jabatan dalam manajemen pra produksi tersebut
sesuai dengan kemampuan siswa, siapa dan bagian apa.
Dari proses ini
siswa akan dapat mengetahui bentuk-bentuk rancangan yang akan mereka buat
skaligus sebagai proses pembelajaran terhadap siswa
3) Melakukan kerja
sama tim dalam satu pertunjukan teater.
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahami sebelum memcoba ber Teater
diantaranya adalah sebagai berikut
1. Permainan yang hidup
Seorang
Aktor yang baik tentu bisa menjelmakan peran yang ia mainkan dengan baik dan
hidup, contoh ia bisa menjelma menjadi pelacur bagaimana cara merayu agar orang
tertarik, ia bisa memerankan tokoh orang tua yang burusia delapan puluh atau
lebih bagaimna cara jalan, cara ia berbicara tentulah hal semacam ini tidak
mudah dilakukan dan tidak cukup bila ia
hanya sekedar berpura-pura saja, ia harus benar-benar bisa menghayati peran
tersebut, artinya ia harus bisa membuat pikiran, perasaan, watak, dan
jasmaninya berubah menjadi tokoh yang ia perankan tersebut jadi hal yang
dilakukan oleh para aktor pertama kali adalah menelaah atau meneliti dengan
terjun kelapangan dengan melihat langsung pertunjukan teater dan di belakang
siswa dapat berbincang-bincang dengan para aktor yang memainkan perannya
masing-masing.
Teater
dihidupkan oleh seorang aktor di atas panggung, yang di atur oleh seorang
sutradara sehingga membentuk suatu corak dan watak penampilan dengan upaya yang
optimal untuk mencapai kesempurnaan, penampilan para siswa ini cukup membuat
penonton terhibur dengan tingkah akting mereka yang mengunakan bahasa mereka
sendiri hal inilah yang menjadi unik dan penampilan drama ini bisa dimengerti
oleh semua kalangan, namun karena mereka tampil di depan pentas terbuka vokal
mereka yang kurang jelas dan tidak mengunakan alat bantu pengeras suara membuat
penonton kurang mendengar dialog-dialog antar tokoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar