Minggu, 25 Mei 2014



Bermain Drama untuk anak SMA

Perpisahan tentulan momen-momen semua orang yang merasa tidak nyaman disini juga bermandikan air mata hal inilah yang dilakuan oleh SMA 7 Solok Selatan mereka akan melepas siswa-siswi untuk menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi lagi, bigitu banyak doa yang mengalir dan harapan dari para guru dan orang tua murid berharap mereka menjadi anak yang berhasil hendaknya di kemudian hari, adapun tema yang dipilih dalam perpisahan kali ini adalah bapisah bukanyo bacarai yang berarti walaupun mereka perpencar-pencar nantinya namun mereka tetap satu dalam SMA 7 Solok Selatan, perpisahan ini juga di hadiri langsung oleh bupati Solok Selatan yaitu H. Musni Syakariah ia juga memberikan sambutan di acara tersebut begitu banyak pesan yang disampaikan oleh orang nomor satu di Solok Selatan ini ia sangat berharap semua lulusan tahun ini semuanya melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi yang tersebar di Indonesia jangan lah kemiskinan menjadi kendala yang besar untuk tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi hal yang utama ialah kemauan dan keinginan yang kuat hal ini terbukti dari beberapa orang alumni yang bersal dari keluarga miskin berprestasi menempuh pendidikan di kampus yang tersebar di Indonesia dengan bia siswa Bidik misi, ini lah sebagai bentuk upaya pemerintah dalam memcerdaskan anak bangsa bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa dan dengan pendidikan juga bisa memutuskan rantai kemiskinan.
Berbagai macam cara yang dilakukan oleh para siswa kelas I dan II untuk memeriahkan acara perpisahan kelas III  mulai dari menampilakan tarian, nyanyian, pembacaan puisi dan yang tak kala ketinggalan mereka juga membuat sebuah drama untuk memeriahkan acara perpisahan tersebut, tidak melupakan kesenian yang menjadi ciri khas kampung halaman mereka yaitu batombe kali ini mereka membuat drama yang didalamnya terdapat batombe, cerita dari drama yang mereka angkat yaitu fenomena- fenomena kehidupan masyarakat yang ada di Abai sebagian mata pencarian mereka yaitu bertani karet dan mendulang emas di sungai, hal yang demikian mereka mencaba mengangkat keatas panggung sehingga menjadi suatu paket hiburan yang menarik, berlandasan tradisi batombe ini yaitu menceritakan sepasang suami istri yang hendak pergi mendulang emas di sungai namun emas yang mereka cari ternyata tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan hal ini dikarenakan masuknya infestor asing yang membuat emas semakin susah untuk dicari apalagi dengan cara mendulang tradisional, sambil mendulang emas dia mengungkapkan isi hatinya dengan batombe, di Abai batombe merupakan sebuah media atau wadah masyarakat untuk menyampaikan perasaan yang mereka alami.
Setelah melakukan proses latihan selama dua minggu tentulah berbagai macam kendalan dan broblema yang mereka dapatkan mengingat mereka masih tahap awal bermain drama dan pelatih mereka pun juga tidak berpengalaman dibidang seni drama, namun ini tidak membuat kendala mereka patah semangat untuk berkesenian dan menampilkan tradisi mereka kunci yang besar mereka katakan yaitu kekompakan suatu kelompok, kendala yang mereka hadapi pada seminggu pertama para aktor atau pemain masih malu-malu untuk ber akting sesuai dengan peran yang telah diberikan pada mereka masing-masing hal ini dikarenakan kurang keseriusan para aktor sehingga mereka setengah-setengah melakukan akting tersebut. Menurut   ADANG ISMET,’’ seni peran’’ Bandung,Kelir, 2007. Ada beberapa tahap yang harus di pelajari untuk pijakan awal dalam proses bermain drama diantaranya :
1)      latihan dasar teater
·          Dasar Acting
         Pada tahap pertama kali yang diterapkan oleh guru pada siswa ialah melihat potensi dasar atau bakat dalam diri siswa dalam ber acting apa bila tahap ini telah tercapai maka untuk tahap-tahap selanjutnya siswa akan lebih muda mengikuti pelatihan-pelatihan pada tahap selanjutnya.
·         olah tubuh
Tahap selanjutnya yaitu olah tubuh, pada tahap ini siswa akan diberikan meteri serta praktek lansung tentang bagaimana kelenturan tubuh dari seorang aktor atau aktris saat berada di atas panggung ketika mereka berteater
·          olah vokal,
Tahap ini siswa akan dilatih vokal mulai dari dasar sampai tercapai target vokal seorang aktor dan siswa akan melakukannya sesuai dengan intruksi yang telah diberikan oleh guru, setelah siswa mendapatkan pembelajaran tersebut kemudian siswa akan mempraktek kan ketika dirumah, mungkin dengan berteriak di lapangan yang luas, berteriak di laut melawan deburan ombak, hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh siswa supaya mereka terbiasa dengan vokal yang lantang, karena antara vokal dalam keseharian dengan vokal kebutuhan di atas panggung sangatlah berbeda
·         olah rasa,
apabila proses diatas telah dilakukan Siswa kemudian di suruh untuk melakukan olah rasa, hal ini dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan cara melatih siswa menjemput pengalaman empirisnya yang terdahulu dan kemudian dikembangkan dan diulang kembali, hal ini dilakukan agar sisiwa saat berada diats panggung dan bermain teater bisa mengunakan rasa bukan sekedar hanya bermain saja. Dalam dunia seni peran Seorang aktor wajib memiliki daya imajinasi yang memadai untuk bisa menciptakan dunia rekaan menjadi seakan-akan ada
2)      Merancang pergelaran teater dengan membentuk kepanitiaan yang menangani artistik dan non-artistik.       
Inilah pra produksi yang dapat dilakukan siswa untuk pertama kali membentuk manajeman teater, hal ini tentulah tidak terlepas dari bimbingan guru yang mengajar kesenian, dan ini harus diletakkan sesuai dengan sumber daya siswa, meletakan jabatan dalam manajemen pra produksi tersebut sesuai dengan kemampuan siswa, siapa dan bagian apa.
Dari proses ini siswa akan dapat mengetahui bentuk-bentuk rancangan yang akan mereka buat skaligus sebagai proses pembelajaran terhadap siswa

3)    Melakukan kerja sama tim dalam satu pertunjukan teater.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahami sebelum memcoba ber Teater diantaranya adalah sebagai berikut
1.      Permainan yang hidup
Seorang Aktor yang baik tentu bisa menjelmakan peran yang ia mainkan dengan baik dan hidup, contoh ia bisa menjelma menjadi pelacur bagaimana cara merayu agar orang tertarik, ia bisa memerankan tokoh orang tua yang burusia delapan puluh atau lebih bagaimna cara jalan, cara ia berbicara tentulah hal semacam ini tidak mudah dilakukan  dan tidak cukup bila ia hanya sekedar berpura-pura saja, ia harus benar-benar bisa menghayati peran tersebut, artinya ia harus bisa membuat pikiran, perasaan, watak, dan jasmaninya berubah menjadi tokoh yang ia perankan tersebut jadi hal yang dilakukan oleh para aktor pertama kali adalah menelaah atau meneliti dengan terjun kelapangan dengan melihat langsung pertunjukan teater dan di belakang siswa dapat berbincang-bincang dengan para aktor yang memainkan perannya masing-masing.
Teater dihidupkan oleh seorang aktor di atas panggung, yang di atur oleh seorang sutradara sehingga membentuk suatu corak dan watak penampilan dengan upaya yang optimal untuk mencapai kesempurnaan, penampilan para siswa ini cukup membuat penonton terhibur dengan tingkah akting mereka yang mengunakan bahasa mereka sendiri hal inilah yang menjadi unik dan penampilan drama ini bisa dimengerti oleh semua kalangan, namun karena mereka tampil di depan pentas terbuka vokal mereka yang kurang jelas dan tidak mengunakan alat bantu pengeras suara membuat penonton kurang mendengar dialog-dialog antar tokoh.